jangan menyisakan makanan dalam piring karena itu perbuatan
Bilaselesai dari makan lalu masih tersisa di pinggir piring sisa-sisanya mereka tidak menghabiskannya. Perbuatan seperti ini menyelisihi perintah Nabi Muhammad ﷺ!" (Syarah Riyadhus Shalihin, III/532) Semoga kita tergolongkan dalam pihak yang menerapkan semua sunnah Nabi Muhammad ﷺ lalu mengajak serta orang lain padanya. Wallahu A'lam Bishawab.
Yaagan berhak atas makanan yang anda makan karena anda membayarnya. Namun di sisi lain apabila makanan yang kita pesan tidak habis secara tidak langsung anda akan membuang salah satu sumber pangan yang ada di negri kita sendiri. Kesimpulan Quote: Alangkah lebih baiknya kita bisa menghargai makanan yang kita beli.
Karenaitulah, jangan menyisakan makanan (baik di piring maupun yang ada di jari). Wassalamu alaikum
Menyisakanmakanan dan membuangnya termasuk perbuatan tercela dalam Islam karena hal itu termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta dan nikmat Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah benci terhadap tiga hal, yaitu berita palsu atau gosip, menyia-nyiakan harta atau makanan, dan banyak meminta.
1) Sengaja menyisakan makanan. Meskipun sebenarnya mampu menghabiskan makanan yang terhidangkan. (2) Terlalu kekenyangan. Dikarenakan porsi berlebihan sehingga tidak mampu menghabiskan makanan. Alasan atau latar belakang pelaku yang suka memubadzirkan makanan dan solusinya: (1) Sengaja menyisakan makanan.
Site De Rencontre Afrique De L Ouest. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kalau gak habis ya pesen setengah porsi aja. Jangan tinggalin sisa di piring! Sebuah perlakuan mengerikan pada makanan saat banyak masyarakat masih kekurangan mahasiswa tingkat akhir yang doyan wisata kuliner, tentu saya rajin meng "iya" kan ajakan kawan-kawan di grup WA dan Line untuk pergi ke angkringan, per-sate-an duniawi, atau mie ayam seputaran kampus. Ya kalau lagi ada duit banyak, bebek dan ayam goreng bakar yang agak jauh menjadi pilihan terbaik. Fastfood dan tempat makanan instan lain terpaksa saya tanggalkan, selain karena alasan kesehatan, makanan yang didominasi junk food itu jarang kami singgahi karena bikin dompet menjerit-jerit kesakitan. Ingat to gimana rasanya jerawat dipencet? Ya seperti itulah rasanya ketika duit lagi tipis tapi diajak makan mahal. Dalam trilogi tatanan kehidupan masyarakat, kebutuhan primer manusia terdiri dari triple-S. Sandang pakaian, pangan makanan, dan papan tempat tinggal. Walaupun pada abad 21 ini smartphone dan kuota penunjangnya menjadi kebutuhan primer keempat bagi para milenial yang sedang menyelesaikan push rank-nya ini. Siapapun butuh makan, yaiyalah, tiap hari makan, ketemu gebetan makan, ketemu mantan pacar makan, ketemu pacarnya mantan makan, dan setiap pertemuan kebanyakan pakai acara makanan sudah diantar mbak-mbak pramusaji, nafsu liar langsung bergejolak ingin segera mencicipi hangatnya hidangan yang disajikan. Jika dekorasi makanan dan warungnya instagramable dan dinilai "nyeni", pasti deh ada aja beberapa makluk yang melakukukan sesi pemotretan dan di upload ke insta story. Bukan foto-fotonya yang jadi masalah, tapi terkadang seusai makan, masih banyak sisa-sisa lauk dan nasi yang ditinggalkan di piring. Mungkin mereka pengen meninggalkan jejak kenang-kenangan atau mau menyindir pemilik restoran dengan tanda semiosis, atau nada-nada satire yang tak sempat untuk diucapkan secara gamblang dengan kalimat Woy masakanmu kepedesan, nasinya kebanyakan. Sisa makanan adalah masalah besar, karena fungsi utama makan bukan sebagai penunda lapar, tapi sebagai cara melanjutkan hidup. Eh situ malah buang-buang aja makanan alias menyisakan di piring. Padahal limbah makanan yang sengaja dibuang itu masih layak untuk dikonsumsi. Dikutip dari laman jumlah rata-rata sampah sisa makanan dalam setahun di Indonesia adalah 13 juta ton. Hal itu dipicu karena perilaku menyisakan makanan dalam piring ketika makan. Padahal, makanan 13 juta ton itu bisa menghidupi 28 juta penduduk Indonesia yang sih yang biasa disisain anak muda? Nasi atau sayuran. Makanan pokok staple foods seperti nasi adalah makanan paling banyak nomor 2 dikonsumsi penduduk dunia setelah jagung dan sebelum gandum. Beras dinikmati di sebagian belahan benua asia asia tenggara, asia selatan, dan asia timur 1 2 3 Lihat Nature Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apakah Indonesia merupakan negara miskin atau dalam istilah halusnya negara berkembang ? Tidak, bukan. Indonesia adalah negara kaya jika hal yang dijadikan parameternya adalah "surplus makanan".Menurut banyak sumber, saat ini Indonesia memang tercatat sebagai negara urutan kedua di dunia yang memiliki "surplus makanan". Tiap tahun Indonesia memiliki "surplus makanan" 300 kg per orang atau total sebanyak 1,3 juta tetapi "surplus makanan" di sini bukan berupa kelebihan atau sisa makanan yang bisa dijaadikan sebagai cadangan, tapi merupakan kelebihan makanan yang terbuang begitu saja menjadi sampah makanan food waste. Sangat ironis memang. Di satu sisi masih banyak orang Indonesia yang kekurangan makanan, tapi di sisi lain banyak orang Indonesia yang suka membuang makanan begitu saja. Padahal jika dikonversi, jumlah sampah sisa makanan Indonesia itu ekuivalen dengan 27 triliun rupiah. Jumlah sampah sisa makanan itu juga cukup untuk konsumsi 28 juta penduduk selama satu tahun. Sementara itu di Indonesia sendiri menurut data BPS Biro Pusat Statistik Juli 2020, pada tahun 2020 ini masih ada 26,42 juta jiwa penduduk dengan perbandingan itu, seandainya sebagian penduduk Indonesia yang memiliki "surplus makanan" tidak suka membuang sisa makanannya itu dan kemudian "disubsidikan" kepada penduduk indonesia lainnya yang ada dalam garis kemisikinan, mungkin jumlah penduduk miskin akan berkurang secara saja bukan berarti sisa makanan itu dikumpulkan lalu diberikan kepada penduduk miskin. Akan tetapi orang-orang yang memiliki "surplus makanan" itu bisa menghemat atau bisa mengendalikan cara makan, gaya hidup, atau hal yang tak perlu lainnya berkenanaan dengan makanan sehingga mereka hanya mengkonsumsi pas sesuai kebutuhan makanan sebagian orang suka menyisakan makanannya ? Padahal hal tersebut merupakan perbuatan buruk, tidak terpuji, dan mubazir ? Banyak faktor mengapa sebagian orang suka menyisakan makanannya. Antara lain ada sebuah "ajaran" yang keliru sebagian orang, sehingga kemudian menjadi "tradisi" mereka ketika makan. Yaitu "jangan menghabiskan semua makanan di atas piring, sebagian harus disisakan".Hal itu mereka lakukan supaya ada kesan bahwa mereka bukan orang yang sedang kelaparan atau orang yang benar-benar sangat membutuhkan makanan. Sebab bagi mereka, hanya orang yang sangat kelaparan atau sangat butuh makanan lah yang suka menghabiskan makanan di atas piring. Dalam masyarakat Sunda ada istilah "kokoro manggih mulud", yang menggambarkan orang yang sangat kelaparan atau sangat butuh "kokoro manggih mulud" berkonotasi negatif sebab mengandung makna sebagai orang yang kemaruk atau aji mumpung makan karena baru menemukan makanan seperti itu. Nah orang yang suka menyisakan makanannya tidak mau dimasukkan kategori orang seperti "kokoro manggih mulud". Oleh karenanya demi menjaga "harga diri", mereka "harus" menyisakan sebagian makanannya di atas piring. 1 2 3 4 Lihat Lyfe Selengkapnya
Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. - Beberapa dari kita pasti pernah menyisakan makanan. Entah karena sudah kelewat kenyang, keburu tak nafsu makan, atau dikejar aktivitas lain. Bagi yang sering tidak melahap habis apa yang ada di piring, baiknya simak pesan dari piring yang satu ini. Baca Juga Semua Camilan Dilakban, Wanita Ini Berjuang Bikin Suaminya Berhenti Ngemil Kerap Bikin Bingung, 3 Kuliner Korea Ini Sering Salah Diterjemahkan Netizen Bingung, Toilet Pria Ini Penuh Es Batu dan Potongan Jeruk Nipis Beberapa waktu lalu, sempat heboh di media sosial tentang piring yang menyindir siapapun yang tidak menghabiskan makanan yang ada di atas piring. Piring ini ramai diperbincangkan setetlah diunggah oleh pengguna twitter bernama Ummah Yusrotul melalui akun pribadinya UmmahYusrotul. Dalam postingan tersebut nampak dua foto piring dengan warna yang berbeda. Jika dilihat lebih dekat, kedua piring itu punya gambar yang sama yakni segerombolan orang yang tengah mengais sesuatu. Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. yang terletak pada bagian tepi piring akan memberikan kesan seolah mereka mengais sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pemakai piring itu. "Lukisan di piring inu sindir keras kamu yang suka menyisakan makanan," tulis Ummah seperti dikutip Minggu 2/2/2020. Gambar piring ini seolah mengingatkan kita untuk tidak membuang-buang makanan karena masih banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung kita. Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. mengajarkan untuk bersyukur karena kita masih diberi kemudahan untuk meredakan rasa lapar. Selepas dibagikan, postingan piring bertuah ini pun langsung mendapatkan respon beragam dari netizen. Bebebapa netizen kompak merasa tersindir dengan gambar di piring ini. "Piringnya bikin kita jadi tahu diri dan mensyukuri rejeki," tulis seorang netizen. "Merasa berdosa gue, harus punya ini piring biar inget," ujar netizen lain. "Buat kalian yang makan nya ngga bersih apalagi sisa banyak, wajib beli biar tahu diri, biar tahu bersyukur, biar ngga rakus alias serakah bin bahlul." "Tersindir," imbuh lainnya. Meskipun begitu, ada juga beberapa netizen yang salah fokus dengan makna gambar yang ada di piring. "Malah jadi pengen nyisain makanannya, biar gambarnya bisa makan," tulis netizen. "Jadi gak tega buat ngabisin, kalo makanannya habis lukisannya mau ngambil apa? Hampa," ujar netizen lain. "Maunya disisain banyak biar semua kebagian," imbuh netizen lainnya. Nah bagaimana, apakah kalian masih merasa tersindir juga dengan piring di atas? Jangan menyisakan makanan, ya!
- Sebuah lukisan piring mengajarkan kita tak menyisakan makanan. Apakah kamu kerap menyisakan makanan? Karena kelewat kenyang, nafsu makan hilang, atau aktivitas lain. Bagi yang sering tidak melahap habis apa yang ada di piring, baiknya simak pesan dari lukisan piring yang satu ini. Beberapa waktu lalu, sempat heboh dan viral di media sosial tentang piring yang menyindir siapapun yang tidak menghabiskan makanan yang ada di atas piring. Baca Juga Lihat Struk Makanan Senilai Rp 106 Juta, Netizen Gagal Fokus ke Menu Ini Piring ini ramai diperbincangkan setetlah diunggah oleh netizen bernama Ummah Yusrotul melalui akun pribadinya UmmahYusrotul. Dalam postingan tersebut nampak dua foto piring dengan warna yang berbeda. Jika dilihat lebih dekat, kedua piring itu punya gambar yang sama yakni segerombolan orang yang tengah mengais sesuatu. Gambar yang terletak pada bagian tepi piring akan memberikan kesan seolah mereka mengais sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pemakai piring itu. Baca Juga 14 Benda Aneh Ini Ditemukan dalam Makanan, Masih Mau Makan? "Lukisan di piring inu sindir keras kamu yang suka menyisakan makanan," tulis Ummah dalam postingan yang viral di media sosial. Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. piring ini seolah mengingatkan kita untuk tidak membuang-buang makanan karena masih banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung kita. Sekaligus, mengajarkan untuk bersyukur karena kita masih diberi kemudahan untuk meredakan rasa lapar. Baca Juga Kreatif Tanpa Batas, Netizen Jadikan Wadah Ini Buat Bekal Makanan Selepas dibagikan, postingan piring bertuah ini pun langsung mendapatkan respon beragam dari netizen. Bebebapa netizen kompak merasa tersindir dengan gambar di piring ini. "Piringnya bikin kita jadi tahu diri dan mensyukuri rejeki," tulis seorang netizen. "Merasa berdosa gue, harus punya ini piring biar inget," ujar netizen lain. Baca Juga Adu Mulut dengan Customer, Driver Ojol Malah Lempar Makanan "Buat kalian yang makan nya ngga bersih apalagi sisa banyak, wajib beli biar tahu diri, biar tahu bersyukur, biar ngga rakus alias serakah bin bahlul." "Tersindir," imbuh lainnya. Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. begitu, ada juga beberapa netizen yang salah fokus dengan makna gambar yang ada di piring. "Malah jadi pengen nyisain makanannya, biar gambarnya bisa makan," tulis netizen. "Jadi gak tega buat ngabisin, kalo makanannya habis lukisannya mau ngambil apa? Hampa," ujar netizen lain. "Maunya disisain banyak biar semua kebagian," imbuh netizen lainnya. Itulah lukisan piring yang viral di media sosial. Apakah kamu masih merasa tersindir juga dengan piring di atas? Jangan menyisakan makanan, ya! Fitri Asta Pramesti.
Sebelum virus Covid-19 menyerang, saya dan teman-teman kerap mengadakan kegiatan kumpul bersama. Entah itu main ke kafe, camping, atau sekadar ngumpul di kos salah satu teman. Kegiatan ngumpul ini tentu tidak dapat dipisahkan dari aktivitas olah mulut alias mbadog. Seperti ada yang kurang rasanya jika kumpul dan bergosip ria dengan teman, tapi tidak ada sedang ngumpul, saya dan teman-teman cenderung mengutamakan kegiatan mbadog ini. Makanan yang dibadog pun menyesuaikan dengan lokasi dan kondisi keuangan kami. Contohnya, ketika saya dan teman-teman sedang berkumpul di kos daerah Sapen, Yogyakarta. Makanan yang kemungkinan kami pesan adalah camilan legend di daerah itu, apalagi kalau bukan Tahu Walik lagi kalau sedang ngumpul di daerah Krapyak, Yogyakarta. Tempat di mana saya dipesantrenkan sejak MTs hingga kuliah. Di sini saya malah bingung memilih makanan saking banyaknya jajanan yang tersebar di Krapyak. Apa saja ada pokoknya. Tinggal dananya saja yang ada atau tidak~Nah, di antara momen-momen tersebut, sering kali saya dan teman-teman ini hanya lapar mata. Beli makanan kadung banyak, tapi ujung-ujungnya diakhiri dengan kekenyangan. Namun, ada satu peristiwa yang unik di sini. Apabila kami semua sudah kenyang, kok ya ngepasi makanan yang tersisa di piring tinggal sebiji. Mbuh gimana asal-usul dan kronologinya. Akhirnya kami saling menyalahkan dan tunjuk-tunjukkan tentang siapa yang harus menghabiskan makanan makanan yang hanya tersisa satu itu tidak hanya muncul sekali dua kali dalam hidup saya. Sudah berkali-kali saya dan teman-teman mengalami kejadian serupa. Hingga ketika ada makanan tersisa di piring, pasti ada saja yang nyeletuk, “To, lak mesthi tho.”Oleh karena itu, saya ingin menerka-nerka apa alasan sebenarnya di balik kejadian yang unik itu. Apakah ada unsur mistis di dalamnya? Mari kita usut hal-hal yang kemungkinan menjadi alasan menyisakan makanan yang tinggal satu di piring.1 MaluIni adalah salah satu alasan paling klasik yang sering diungkapkan oleh orang. Menjadi orang yang terakhir mengambil makanan akan menyisakan beban tersendiri bagi orang tersebut. Saya sendiri pernah mengalaminya. Saat itu saya sudah kenyang dan terpaksa menghabiskan makanan yang tersisa karena sayang. Salah satu dari teman saya ada yang nyeletuk, “Iseh ngelih yo we?” Yang begini sungguh demi menghindari celetukan yang nyebelin itu, lebih baik saya diam dan membiarkan oknum lain memakan makanan yang tinggal satu tersebut. Bukannya gimana, tapi saya tidak mau dikira masih lapar dan terlihat memelas~2 Mendadak kenyangSaya tidak tahu apakah ada kajian ilmiah di balik fenomena ini, tapi yang jelas saya betul-betul merasakannya. Saya tidak berbohong ketika bilang perut saya sudah kenyang dan ndilalah ngepasi makanan yang tersisa di piring tinggal satu. Kalau dibilang malu sepertinya juga tidak, lantaran saya sering berkumpul dengan orang-orang yang sama pekoknya dengan ada konspirasi tertentu dari elit-elit global yang menyamar jadi cacing-cacing di perut? Saya tidak tahu. Kebetulan juga tidak mau tahu. Entah gimana, yang jelas saya berharap ada kajian mendalam di balik alasan ini.3 Jaga imageJaim atau jaga image mungkin alasan yang dimiliki oleh kaum-kaum introvert. Meski begitu, jika alasan ini terbukti benar, pastinya akan menyiksa cacing-cacing yang kelaparan. Lha gimana? Ngapain juga kalau aslinya lapar, tapi pura-pura tidak lapar. Berjuang tidak sebercanda itu, Sayang~4 Nggak mau ngasahiIni sepertinya alasan yang paling masuk akal dari alasan-alasan yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Menjadi orang terakhir yang mengambil sisa makanan penghabisan selalu diiringi tanggung jawab untuk membersihkan piring. Meski tidak ada aturan tertulis mengenai hal ini, rasanya pekewuh kalau tidak sekalian membersihkan peralatan makan. Oleh karena itu, orang-orang lebih sering memilih untuk tidak mengambil makanan yang tinggal satu itu karena malas ngasahi. Lha piye? Males je, Brou~BACA JUGA 4 Elemen Penting dalam Memilih Snack untuk Sajian Hajatan. Butuh Trik Khusus dan tulisan Yafi’ Alfita Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 23 Desember 2020 oleh Intan Ekapratiwi
jangan menyisakan makanan dalam piring karena itu perbuatan